Keseimbangan Hidup... Masih adakah?

Kesibukan zaman ini sudah tak terhindar lagi, setiap orang ingin mendapatkan apa yang dicita citakannya. Suami istri bekerja agar kualitas hidup keluarga mereka meningkat dari sisi kehartaannya, bukan lagi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun untuk memenuhi keinginan nafsunya. 

Rumah, mobil, jalan - jalan ke luar negri, adalah jadi tujuan hidupnya. Yang mebuatnya rela tinggal 2 kompor berbeda dengan istrinya atau bahkan dengan anaknya. Kenyamanan hidup selalu diukur dengan berapa banyak dia bisa membeli barang, sehingga rela silahkan suami/istri tinggal di tempat yang jauh asalkan saya dan pasangan saya tetap bekerja dengan gaji yang besar. 

Ternyata di akhir kehidupan, ketika memasuki masa pensiun, 

Ketika kita sadar bahwa tidak ada orang yang lebih mencintai kita daripada ibu, ayah, istri dan anak - anak kita sendiri, 

Ketika waktu waktu yang dulu tidak pernah kita habiskan dengan berkualitas dengan keluarga

Ketika anak - anak sudah tumbuh dewasa tanpa kita tahu bagaimana masa kecilnya

Disaat itulah penyesalan demi penyesalan berdatangan bagai gelombang laut menerpa pinggiran pantai

Mobil dan rumah tidak bisa menggantikan kekuatan fisik untuk menunaikan ibadah haji lagi

Harta memang harus dikejar untuk menyambung hidup, membantu keluarga kita yang kesusahan dan menyantuni fakir miskin. Namun keseimbangan hidup jauh lebih penting.... 

*tulisan sindiran untuk diri sendiri yang kadang khilaf dalam bekerja...