Di setiap jum’at sebelum khutbah Jum’at dimulai biasanya pengurus masjid mengumumkan inputkotak amal dan outputnya. Dan item yang sering disebutkan adalah operasional masjid, biaya khotib, pembangunan masjid, dan tentu saja input kotak amal Jum’at yang lalu. Sepintas tidak ada yang aneh dengan hal – hal itu, namun ketika mendengar ceramah ustadz Firanda di radio Rodja Assunnah semuanya buyar.
Dewasa ini, kotak amal sering diidentikkan dengan biaya untuk kelangsungan hidup masjid. Padahal dulu di jaman Rasulullah, kotak amal adalah baitul mal yaitu sebuah pengumpul harta zakat, shodaqoh dan infaq dari jamaah masjid untuk disalurkan bukan hanya untuk kelangsungan hidup masjid.
Sudah semestinya masjid dan kotak amalnya dikembalikan ke fungsinya semula. Jadi jamaah/masyarakat tidak bingung harus menghafal rekening ini itu dari bank yg tidak jelas hukum halal haramnya. Cukup datang ke masjid terdekat dan salurkan dananya lewat kotak – kotak amal. Kalau masalah teknis, saya yakin pengurus masjid sudah tahu dan Allah berikan pertolongannya dari arah yang tidak disangka sangka
Kalau Masjid ditempat saya di tulis, dan ada 3 olongnya...untuk yatim piatu, masjid dan duafa kalau gak salah.
ReplyDeletejadi tinggal jamaah mau ngisi yang mana