26 May, 2009

MANHAJ HAROKI edisi Dakwah Tertutup/Sembunyi-sembunyi

Setelah diberi tugas dua minggu yang lalu oleh murobbi...aku langsung searching tugas itu. Tugas itu adalah disuruh mencar artikel tentang manhaj haroki mengenai dakwah syirriah atau dakwah tertutup. Setelah memasukkan keyword maka ada beberapa situs yang membahas tentang artikel ini. Dan anehnya semua tulisannya sama persis, tidak ada beda sama sekali. entah siapa menulis pada awalnya tetapi dipastikan semuanya tulisan copy paste. Siapa yang menulisnya ya? ini dia artikelnya......

"
Setelah kita memahami tafsir ayat di atas, maka marilah kita bahas pula kandungan dan tafsir ayat di bawah ini:

“Kemudian sesungguhnya aku telah menyeru mereka (kepada iman) dengan cara terang-terangan. Kemudian sesungguhnya aku (menyeru) mereka (lagi) dengan terang-terangan dan dengan diam-diam.” (QS Nuh, 71/8-9)

Bahwa ayat di atas digambarkan bagaimana berbagai metode dakwah telah ditempuh oleh Nabi Nuh as dalam mendakwahi kaum dan ummatnya. Nuh as adalah 1 diantara ‘ulul-’azmi minar rusul (Rasul-rasul yang memiliki ‘azzam yang kuat yang merupakan Rasul-rasul yang paling tinggi derajatnya disisi ALLAH SWT [6]), dimana beliau ‘alaihish shalatu was salam telah melakukan berbagai metode dalam dakwahnya baik sirriyyah maupun ‘alaniyyah.
Berkata Imam at-Thabari [7] bahwa makna ASRARTU LAHUM ISRARA adalah: Hanya antara Nuh as dengan kaumnya secara rahasia. Berkata Imam Al-Qurthubi [8] bahwa maknanya adalah Nuh as mendatangi mereka satu persatu ke rumah-rumah mereka. Sementara Imam An-Nasafi [9] menyebutkan bagaimana Nuh as mengoptimalkan semua potensi dan semua cara dalam berdakwah, pertama beliau as mendakwahi kaumnya secara rahasia siang dan malam, lalu beliau as mendakwahi mereka secara terang-terangan, kemudian beliau as menggabungkan cara rahasia dengan cara terang-terangan, demikianlah cara ber-amar ma’ruf nahyul munkar, hendaklah dimulai dengan rahasia dan lembut lalu jika tidak berhasil maka barulah menggunakan cara terang-terangan dan tegas.

Imam al-Maqrizi dalam kitabnya [10] menyitir pendapat ‘Urwah bin Zubair, Ibnu Syihab dan Ibnu Ishaq tentang waktu antara awal kenabian (turunnya QS Al-’Alaq di gua Hira’) sampai turunnya ayat FASHDA’ BIMAA TU’MARU WA A’RIDH ‘ANIL MUSYRIKIIN [11] sampai pada WA ANDZIR ‘ASYIIRATAKAL AQRABIIN [12] dan ayat QUL INNII ANAN NADZIIRUL MUBIIN [13] adalah 3 tahun, Al-Baladziri [14] menyebutkan 4 tahun. Ada pula beberapa pendapat yang menganggap masa terputusnya wahyu tersebut sekitar 40 hari, 15 hari atau bahkan 3 hari [15].

Dalam sirah [16] disebutkan saat Abubakar ra memulai dakwah maka ia mulai mengajak kepada ALLAH dan Islam, yaitu orang yang diyakinkannya bisa merahasiakan dan mendengarkan dakwah, melalui dakwahnya maka masuk Islamlah Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam, AbduRRAHMAN bin Auf, Sa’d bin Abi Waqqash dan Thalhah bin ‘UbaidiLLAH. Dalam riwayat masuk Islamnya Ammar ra diantaranya disebutkan [17]: … aku melihat RasuluLLAH SAW sedang bersembunyi karena dimusuhi kaumnya…

Bukti lain atas masalah ini ialah perkataan Imam Ibnu Hajar dalam syarahnya atas Shahih Bukhari [18], beliau menyebutkan bahwa timbulnya perbedaan pendapat tentang siapa yang lebih dulu masuk Islam disebabkan masing-masing sahabat tidak tahu siapa saja yang sudah Islam. Bukti lain dakwah Nabi SAW secara rahasia pada periode awal tersebut adalah kisah masuk islamnya segolongan Jin yang diriwayatkan dalam hadits shahih [19] yaitu saat Nabi SAW mengumpulkan para sahabatnya di luar Makkah.

Dalam sunnah Nabi muhammad SAW terlihat bahwa fase dakwah sirriyyah berakhir setelah Nabi SAW mendapatkan jaminan keamanan dari ALLAH SWT [20]. Demikianlah yang harus diikuti, yaitu pertimbangan sirriyyah dan ‘alaniyyah dalam berdakwah adalah keamanan dan perkiraan sampai serta diterimanya dakwah itu sendiri, setelah dakwah aman dilakukan secara jahriyyah, maka wajib bagi para da’i menyampaikannya secara jahriyyah, dan itulah yang dilakukan oleh para da’i AL-IKHWAN sesuai dengan as-sunnah yang shahih sampai saat ini, waliLLAHil hamdu wal minah.

Jika dikatakan bahwa peristiwa sirriyyah itu telah dihapuskan (di-nasakh) dengan ayat WA ANDZIR ‘ASYIIRATAKAL AQRABIIN [21] dan ayat YAA AYYUHAR RASUL BALLIGH MAA UNZILA ILAYKA MIN RABBIKA [22], maka saya katakan bahwa ayat ini sama sekali tidak menasakh dakwah sirriyyah, selain karena dakwah sirriyyah merupakan cara dakwah yang diakui dalam Al-Qur’an dan tidak pernah dihapuskan hukumnya, selain itu nabi SAW-pun pernah melakukan dakwah sirriyyah ini sekalipun setelah ayat-ayat di atas diturunkan. Seperti saat peristiwa bai’ah Aqabah pertama [23], pada saat janji setia yang bukan janji untuk berperang ini beliau SAW melakukannya dengan sembunyi-sembunyi. Demikian pula saat peristiwa ‘Aqabah yang kedua [24], yang disebut sebagai janji setia untuk peperangan [25] juga dilakukan di malam hari dan secara sembunyi-sembunyi [26], bahkan sesama suku Aus dan Khazraj yang musyrik sama sekali tidak saling tahu [27]. Saat peristiwa hijrah sebagian besar sahabat ber-hijrah secara sembunyi-sembunyi [28], bahkan beliau SAW-pun melakukannya dengan sembunyi-sembunyi [29] walaupun sebagian sahabat ra ada pula yang melakukannya secara terang-terang-an [30]. Demikianlah baik sembunyi-sembunyi ataupun terang-terangan adalah bagian dari metode dakwah, keduanya dapat dilakukan sesuai dengan maslahat dakwah. SELESAI.

Dalam beberapa riwayat tersebut di atas nampak jelas tentang bahwa tahapan antara sirriyyah dan ‘alaniyyah dalam dakwah tersebut bukan merupakan bid’ah yang dibuat-buat tapi merupakan sunnah yang shahih, ia merupakan sunnah para anbiya’ wal mursalin shalawatuLLAHi was salamu ‘alayhi ajma’in. Tidak boleh diingkari oleh seorang muslim yang mu’min kepada kitabuLLAH dan mengikuti atsar salafus shalih ridhwanaLLAHu ‘alayhi ajma’in, kalaupun terjadi perbedaan maka perbedaan tersebut semata-semata dalam memahami kapan kedua metode tersebut dilakukan dan bagaimana ia dilakukan, dan hal ini merupakan lapangan ijtihad yang tidak dihalalkan bagi mereka yang berbeda pendapat untuk memaksakan pendapatnya, apalagi sampai memvonis bid’ah bagi yang berbeda. Pembahasan ini selesai dengan izin ALLAH SWT. ALLAHu musta’an.

Wamaa taufiiqii illa biLLAHi ‘alaiHI tawakkaltu wa ‘ilaihi uniib.."

http://www.al-ikhwan.net/
http://www.kotasantri.com/
http://www.pks-jogja.org/
http://www.pks-kab-bekasi.org/

bahasan ini ditambah dengan penjelasan murobbiku.
Manhaj Haroki adalah langkah yang terprogram yang ditempuh Rasulullah SAW dalam mengarungi gerakan dakwahnya mulai dari masa kenabian beliau sampai eafatnya beliau.

Ada dua metode manhaj haroki :

1. sirriyatu dakwah yaitu dakwah secara sembunyi yang dilakukan kepada sahabat dan kerabat terdekat terlebih dahulu

2. sirriyatun tandzim yaitu dakwah yang dilakukan secara organisasi yang tersembunyi

Karakteristik Dakwah:

1. Dakwah harus mempersiapkan basis yang kuat terlebih dahulu . Dakwah dilakukan harus menyesuaikan dengan lingkungan terlebih dahulu. Rentang waktu dalam dakwah ini bukan sesuatu yang penting karena yang penting adalah hasil operasional dakwah dan kemampuan untuk menghadapi masyarakat yang ada melalui pendukung,tokoh dan lembaga. Sehingga basis yang kuat ini mampu menopang jika sewaktu - waktu dakwah secara terbuka dilakukan

2. Pelaksanaan dakwah atas dasar pilihan. Dakwah dilakukan pada karakteristik mad'unya atau objeknya. Pada zaman Rasulullah dakwah dilakukan terlebih dahulu kepada Abu Bakar AS, karena beliau adalah sosok yang dikagumi di kaumnya, lalu kepada Ali bin Abi Thalib anak muda yang berpengaruh di kalangannya, lalu kepada istri beliau Ummul Mukminin Khadijah yang masyhur di kalangan ibu-ibu. Demikian sehingga Rasulullah SAW memiliki tokoh-tokoh yang kuat yang bisa menopang dakwah beliau selanjutnya.

3. Dakwah melalui intelektualitas da'i dan status sosial
Di Jaman Rasul SAW seperti sudah di bahas di point kedua tadi bahwa pemilihan Abu Bakar selain sosok yang dikagumi di kalangannya beliau juga pengetahuannya luas dan ahli nasab, beliau mengetahui kebaikan dan keburukan kaumnya selain itu beliau juga berstatus sebagai pedagang yang berakhlak mulia yang sering didatangi sahabat-sahabat sesama pedagangnya untuk berdiskusi. Jadi intinya beliau adalah orang yang sangat terpercaya oleh kaumnya sehingga dakwah yang ditujukan kepada beliau diharapkan mampu menarik sahabat-sahabat yang percaya kepada beliau untuk masuk dalam barisan dakwah.subhanallah

Jenis Manhaj Haroki :
Rasulullah SAW berdakwah di dua masa dan dua kota besar dan menerapkan jenis dakwah yang berbeda. yaitu :
Mekkah : sirriyah dan jahriyah
madinah : Jahriyah dan pembangunan negara

1 comment:

  1. jazakallah ilmu ringkasnya sangat bermanfaat..
    kalo baca bukunya g'cukup sehari_
    untung nemu blog ini.. bbrp menit dah mudeng(baca:ngerti)

    ReplyDelete

Ayo ayo sobat sobat dikomentarin ya....
kalo istilah iklannya sih "komentarmu mengalihkan duniaku" kekekeke....


Arsip Blog

Sahabat Blogger

Sahabatku