Jatuhku Menyadarkan

Pagi ini aku jatuh...jatuh dari motor yang kutunggangi sendirian tepat sebelum lampu merah matahari. Kejatuhan yang menghancurkan kesombongan, menghancurkan ketidakpuasan,menghancurkan sifat iri dan dengki. Ya sesaat sebelum terjatuh aku seperti tidak sadar dan tepatnya pasrah dengan nasib, dan ketika tiba2 aku tersadar aku sudah tersungkur di sebelah motor yang masih hidup mesinnya.
Kejatuhan ini terasa seperti mimpi, ya mimpi di pagi hari tepat jam 8 tanggal 26 agustus 2009. Ketika aku bangun maka aku bertanya, apakah ini mimpi?...bukan sepertinya karena tubuhku terasa sakit, kakiku luka, siku dan lututku sakit, tidak terlihat karena tertutup baju. Bukan mimpi tapi terasa seperti mimpi.

Sebenernya terbayang kembali memori masa lalu ketika kakak kelasku sendiri yang meninggal setelah terjatuh dari motor. Beliau bernama Dimas yang terjatuh dari motor karena terpeleset di tikungan yang ketumpahan oli. Pada saat itu beliau tidak merasakan apa2, tetapi ternyata ada luka dalam di kepala yang menyebabkan beliau meninggal ketika sudah sampai di rumah. Istri beliau sedang hamil beberapa minggu,aku lupa berapa minggu.

Awalnya aku takut, tetapi pantaskah aku takut terhadap takdir Allah yang tidak dapat dimajukan dan tidak dapat diundur???...tidak boleh..takut mati adalah makanan orang tidak beriman, kalau takut menghadapi kematian tanpa amal sholeh dan dalam keadaan suul khotimah itulah ketakutan orang beriman.

Makasih ya Allah engkau jatuhkan aku di lampu merah pagi ini. Aku sadar bahwa aku masih belum apa2 dibanding yang aku pikirkan, bahwa aku masih jauh dari semuanya. Aku masih menjadi pasir di tengah milyaran pantai.

Astaghfirullah