Sadar atau tidak firman Allah surat Muhammad ayat 36 yang kurang lebih artinya "Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau. Dan jika kamu beriman dan bertakwa,Allah akan memberikan pahala kepadamu dan Dia tidak meminta harta-hartamu" sudah ditunjukkan oleh-Nya di dunia ini. Entah mengapa fenomena ini sering sekali dirasakan manusia tapi sangat jarang kita renungkan.
Coba dipikirin sudah berapa tahun kita hidup di dunia ini, sudah berapa umur kita sekarang, tetapi mengapa setelah kita sudah merasa berjalan terlalu jauh maka tiba - tiba kemudian tersadar beberapa saat..."loh kok perasaan baru kemarin nih aku melakukan ini, melakukan itu, pergi ke tempat ini, pergi ke tempat itu", yang padahal setelah dipikirkan kembali hal ini dan hal itu sudah terjadi beberapa tahun yang lalu atau bahkan belasan tahun yang lalu..
Apalagi setelah beberapa lama kita meninggalkan suatu tempat yang banyak meninggalkan kenangan lalu kembali lagi ke tempat itu kita merasa tempat itu baru saja kemarin kita tinggalkan. Lalu ada seorang anak teman kita atau tetangga kita atau saudara kita atau bahkan adik kandung kita yang ketika kita tinggalkan masih bayi dan balita tetapi setelah kita temui lagi ternyata anak yang dulu bayi dan balita itu sudah tumbuh tinggi dan dewasa, dan kita dengan enak mengatakan "loh kamu kok dah gede ya"...atau " wah udah gadis ya kamu".
Sudah menjadi lumrah dan maklum bagi manusia sifat lupa. Dan sudah menjadi lumrah juga sifat kealpaan manusia untuk setiap pertumbuhan dan perkembangan saudara,tetangganya dan bahkan adik atau anaknya sendiri. Terkadang ada perasaan menyesal mengapa dulu kita tidak begini, mengapa dulu tidak kulakukan saja itu agar sekarang dapat ini atau itu. Penyesalan yang sering sekali kita rasakan setelah terlihat hasilnya. Dan peristiwa ini bukan semata - mata karena kelupaan dan kealpaan kita, tetapi inilah sunnatullah.
Allah sebenarnya hendak menunjukkan kepada semua makhluk ciptaan-Nya bahwasanya dunia ini hanyalah sementara, dunia ini hanya permainan dan ujian, sementara akhiratlah yang kekal. Dan penyesalan adalah sifat dari Allah yang ditanamkan kepada manusia sebagai alert atau alarm buah dari perbuatan yang berfungsi memperingatkan manusia. Tak jarang yang mendapatkan penyesalan lalu mampu berbalik dan membuat perubahan yang membuat menjadi suatu prestasi. Dan tak jarang juga penyesalan tidak membuatnya jera di dunia dan bahkan tidak disadari namun penyesalan baru dirasakan ketika sudah di padang mahsyar ataupun setelah masuk nerakanya Allah, seperti diceritakan di ayat - ayat Al-Qur'an untuk menunjukkan orang - orang yang mengingkari petunjuk Rasulnya..Naudzubillahiminzalik..
Oleh karena itu Allah sudah mengirimkan makhluk-Nya bernama waktu. Dan bahkan Allah sudah menyampaikan lewat Rasul-Nya bahwa 1 hari di akhirat = 1000 tahun di dunia. Dan Allah sudah tunjukkan secara kasat mata dan sadar kepada kita bahwa itu sudah terbukti di dunia ini. Bahwa peristiwa yang sudah terjadi puluhan tahun yang lalu terasa seperti baru terjadi kemarin sore. Allah tunjukkan itu kepada kita, maka dari itu apakah kita masih mau menyia-nyiakan akhirat kita hanya demi dunia yang sementara ini?. Apakah kita mau rugi?
"Demi masa. Sesungguhnya manusia dalam keadaan merugi. Kecuali Orang-orang Yang beriman dan beramal sholeh, dan saling menasehati dalam kebenaran dan saling menasehati dalam kesabaran". Dunia penting, tetapi akhirat lebih penting. Dunia harus diisi dengan bekal yang memadai untuk menyongsong akhirat, sekarang permasalahannya...maukah kita?...
Hendaknya firman Allah dalam surat Yunus ayat 70 berikut ini menyadarkan kita :
"Bagi mereka kesenangan sementara di dunia,kemudian kepada Kamilah mereka kembali, kemudian kami rasakan kepada mereka siksa yang berat, disebabkan kekafiran mereka".
Apalagi setelah beberapa lama kita meninggalkan suatu tempat yang banyak meninggalkan kenangan lalu kembali lagi ke tempat itu kita merasa tempat itu baru saja kemarin kita tinggalkan. Lalu ada seorang anak teman kita atau tetangga kita atau saudara kita atau bahkan adik kandung kita yang ketika kita tinggalkan masih bayi dan balita tetapi setelah kita temui lagi ternyata anak yang dulu bayi dan balita itu sudah tumbuh tinggi dan dewasa, dan kita dengan enak mengatakan "loh kamu kok dah gede ya"...atau " wah udah gadis ya kamu".
Sudah menjadi lumrah dan maklum bagi manusia sifat lupa. Dan sudah menjadi lumrah juga sifat kealpaan manusia untuk setiap pertumbuhan dan perkembangan saudara,tetangganya dan bahkan adik atau anaknya sendiri. Terkadang ada perasaan menyesal mengapa dulu kita tidak begini, mengapa dulu tidak kulakukan saja itu agar sekarang dapat ini atau itu. Penyesalan yang sering sekali kita rasakan setelah terlihat hasilnya. Dan peristiwa ini bukan semata - mata karena kelupaan dan kealpaan kita, tetapi inilah sunnatullah.
Allah sebenarnya hendak menunjukkan kepada semua makhluk ciptaan-Nya bahwasanya dunia ini hanyalah sementara, dunia ini hanya permainan dan ujian, sementara akhiratlah yang kekal. Dan penyesalan adalah sifat dari Allah yang ditanamkan kepada manusia sebagai alert atau alarm buah dari perbuatan yang berfungsi memperingatkan manusia. Tak jarang yang mendapatkan penyesalan lalu mampu berbalik dan membuat perubahan yang membuat menjadi suatu prestasi. Dan tak jarang juga penyesalan tidak membuatnya jera di dunia dan bahkan tidak disadari namun penyesalan baru dirasakan ketika sudah di padang mahsyar ataupun setelah masuk nerakanya Allah, seperti diceritakan di ayat - ayat Al-Qur'an untuk menunjukkan orang - orang yang mengingkari petunjuk Rasulnya..Naudzubillahiminzalik..
Oleh karena itu Allah sudah mengirimkan makhluk-Nya bernama waktu. Dan bahkan Allah sudah menyampaikan lewat Rasul-Nya bahwa 1 hari di akhirat = 1000 tahun di dunia. Dan Allah sudah tunjukkan secara kasat mata dan sadar kepada kita bahwa itu sudah terbukti di dunia ini. Bahwa peristiwa yang sudah terjadi puluhan tahun yang lalu terasa seperti baru terjadi kemarin sore. Allah tunjukkan itu kepada kita, maka dari itu apakah kita masih mau menyia-nyiakan akhirat kita hanya demi dunia yang sementara ini?. Apakah kita mau rugi?
"Demi masa. Sesungguhnya manusia dalam keadaan merugi. Kecuali Orang-orang Yang beriman dan beramal sholeh, dan saling menasehati dalam kebenaran dan saling menasehati dalam kesabaran". Dunia penting, tetapi akhirat lebih penting. Dunia harus diisi dengan bekal yang memadai untuk menyongsong akhirat, sekarang permasalahannya...maukah kita?...
Hendaknya firman Allah dalam surat Yunus ayat 70 berikut ini menyadarkan kita :
"Bagi mereka kesenangan sementara di dunia,kemudian kepada Kamilah mereka kembali, kemudian kami rasakan kepada mereka siksa yang berat, disebabkan kekafiran mereka".
yup tujuan akhir hidup
ReplyDelete@attayaya :
ReplyDeletemdh2an bekalnya siap
ko' saiia jd takut iia kang baca ini :( berearti ada apa apanya nii kang saiia :(
ReplyDelete@sama kang genial...saya juga takut...tapi ketakutan yang wajar dan sudah seharusnya..karena kita masuk surga bukan karena amalan kita..tapi karena rahmat Allah SWT...
ReplyDeletejd sudah seharusnya kita berbuat yang terbaik yang sudah diperintahkan Allah dan berusaha yang terbaik menjauhkan diri dari yang dilarang-NYA dan itu semua harus dilakukan di dunia sebagai tempat pementasannya...