Adakah yang lebih sakit dan lebih sedih dari kehilangan seorang orangtua?
Kabar itu melengkapi kabar – kabar sebelumnya dari teman dan sahabatku yang ditinggalkan orangtuanya. Kabar yang sebenarnya suatu saat juga akan menghampiriku atau bahkan aku tidak sempat mendengar kabar itu karena mereka lebih dahulu menerima kabar tentang aku. Kabar itu memang akan dihadapi oleh semua orang yang hidup lebih lama dari orang yang menerima kabarnya. Atau bahkan kabar itu tidak terdengar oleh siapapun karena yang terdengar hanya suara terompet malaikat Israfil yang telah diperintahkan Allah untuk ditiup. Innalillahi wa innailaihi roji’un.
Kawan, kabar – kabar semacam ini memang sangat sakit untuk didengarkan, sangat sedih untuk dipikirkan, tetapi apa yang membuat kita terhindar dari kabar ini? Tidak ada... Karena waktu kita sudah ditentukan bahkan sebelum kita dilahirkan ke dunia ini. Yang membedakan adalah cara kita untuk menempuh sesuatu yang pasti ini. Kita bisa memilih jalan yang membahagiakan (Amin), atau cara yang menyakitkan lagi lama. Kita juga bisa memilih akan jadi apa setelah kita melewati ini, apakah akan diluaskan serta diberi kenimatan kubur (Amin) atau memilih disempitkan lagi disiksa malaikat Allah. Apakah akan dimasukkan ke surga-Nya(Amin) atau naudzubillahiminzalik ke neraka-Nya (mudah2an saya dihindarkan dari hasil akhir seperti ini)
Allah sudah memberi jalan lewat peringatan – peringatan Nabi dan Rasul-Nya. Atau bahkan yang tidak sempat bertemu dengan mereka, Allah juga sudah sampaikan lewat kitab dan risalah Rasul-Nya. Jadi adakah alasan buat kita untuk tidak memilih jalan yang telah terang – terangan diberitakan oleh Rasul-Nya?? Sudahkan kita memilih jalan kita sekarang?? Pertanyaan yang saya sendiri masih khawatir dengan jawabannya.
Kawan, kabar – kabar semacam ini memang sangat sakit untuk didengarkan, sangat sedih untuk dipikirkan, tetapi apa yang membuat kita terhindar dari kabar ini? Tidak ada... Karena waktu kita sudah ditentukan bahkan sebelum kita dilahirkan ke dunia ini. Yang membedakan adalah cara kita untuk menempuh sesuatu yang pasti ini. Kita bisa memilih jalan yang membahagiakan (Amin), atau cara yang menyakitkan lagi lama. Kita juga bisa memilih akan jadi apa setelah kita melewati ini, apakah akan diluaskan serta diberi kenimatan kubur (Amin) atau memilih disempitkan lagi disiksa malaikat Allah. Apakah akan dimasukkan ke surga-Nya(Amin) atau naudzubillahiminzalik ke neraka-Nya (mudah2an saya dihindarkan dari hasil akhir seperti ini)
Allah sudah memberi jalan lewat peringatan – peringatan Nabi dan Rasul-Nya. Atau bahkan yang tidak sempat bertemu dengan mereka, Allah juga sudah sampaikan lewat kitab dan risalah Rasul-Nya. Jadi adakah alasan buat kita untuk tidak memilih jalan yang telah terang – terangan diberitakan oleh Rasul-Nya?? Sudahkan kita memilih jalan kita sekarang?? Pertanyaan yang saya sendiri masih khawatir dengan jawabannya.
Subhanallahu siapa yang akan menuntun kita disana nanti tak ada jadi bersedialah kepada datangnya maut
ReplyDeleteSungguh pertanyaan yang dapat kita jawab dalam diri kita sendiri dan berusaha untuk melakukan yang terbaik sesuai petunjuk Rasul dan Allah SWT.
ReplyDeletemerinding aq asob bacanya hingga sulit aku u/ berkata2.... kabar yg pasti dan g bisa mengelak.....
ReplyDelete