Hari ini berat
Motor CS1, HP Soner C905 membayangi setiap pandanganku. Sebenarnya aku sudah pernah bertarung dengan nafsu – nafsu ini. Hanya saja bayangan kesedihan karena belum memiliki keturunan selalu masuk ke sanubariku, menabrak banyak prinsip hidupku. Hidupku jadi tidak bersemangat, dan dikala ketidak semangatan itu terus tumbuh di pikiranku hawa nafsu itupun muncul kembali. Barang – barang konsumtif yang aku janjikan tidak akan kubeli lagi muncul tiba – tiba. Dan selalu memaksa aku untuk mengerogoh kocek lebih dalam. Tetapi untungnya aku masih bertahan, entah karena Safir Senduk atau bukan yang jelas bayangan persiapan masa depan yang lebih baik yang dicanangkan beliau selalu menahan laju kencang motor CS1 atau KLX 150 dan kecanggihan super dari Soner C905. Akupun perlahan luluh walaupun tidak sempurna hilang keinginan itu.
Tapi itu semua belum berhenti, keinginan menggebu – gebu membuatku mencari cari celah pengeluaran yang sudah kubuatkan sistemnya. Tetapi tetap saja makin dicari celahnya makin tersadarkan pikiranku, dan jika dipaksakan untuk diambil celah itu maka yang ada adalah beberapa pengeluaran wajib dan amal akan menjadi korban. Hewan qurban, Haji 2012 dan pembelian rumah kedua bisa makin mundur atau bahkan tidak terealisasikan. Memang sedikit saja kesalahan pengeluaran walaupun kecil besarannya di waktu sekarang maka akan berakibat besar di masa yang akan datang. Setidaknya itu inti yang kudapatkan dari seminar sehari bersama Safir Senduk yang isinya sebagian besar kapitalisme pengeluaran itu. Dan nyalikupun makin ciut di hadapan masa depan yang sudah menungguku dengan garang, siap menerkam kapan saja.
Film ‘Garuda Di Dadaku” dan “Romeo Juliet Indonesia” pun kusewa untuk sekedar pengisi waktu – waktuku yang padahal sudah terisi padat dengan kerja, menyiram tanaman, menguras halaman yang tergenang air, futsal, R2C, liqo, organisasi, bercanda dengan istri, bersih – bersih rumah, menambah hafalan, de el el. Nafsu itupun makin berkurang, karena memang seharusnya tidak ada. Konsumtif dan Investasi sangat tipis jaraknya, dalam sekejap arah aliran dana bisa berubah dari investasi menuju konsumsi. Padahal sudah berkali – kali terjadi bahwa aliran dana yang pada akhirnya diarahkan ke konsumsi akan mengakibatkan penyesalan bagiku. Dan berkali – kali pula penyesalan itu kuanggap sepele saja, karena “barang itu memang kubutuhkan”. Hmmm..mungkin memang dibutuhkan namun tidak sebegitu besar kebutuhannya dibanding dengan keinginannya.
Jadi apalagi alasannya.....??? Case Closed.
Assalamu alaikum perlu skala prioritas mas mana yang paling perlu kemudian masalah keturunan adalah orang yang sudah 11 tahun baru dapet mas baru berapa tahun jadi terus berusaha dan berdoa
ReplyDeletesudah setahun pernikahan mas...
ReplyDeleteiya insya Allah berusaha dan berdoa...
prioritas itu aku masih belajar mas..msh perlu berlatih lagi
asww,,,Saya mo sodakoh ...kotak amalnya mana ya sahabat?
ReplyDeleteassalamualaikum....
ReplyDeletesama mas apa yang saya rasakan juga,tapi bedanya saya harus memikirkan kehidupan Orang Tua dan diri saya sendiri untuk masa depan yang lebih baik, dan juga yang lebih penting Menikah...
tapi sekatang yang bisa saya lakukan hanya bersabar dan bersabar tak lupa diimbangi usaha dan doa.
maaf nie mas,,
jadi curhat, maklum saya masih labil...
terimakasih
bersabar dan berdoa, memohon pada tuhan yang maha esa. semoga apa yang di idam2kan tercapai amin
ReplyDeletebiasanya setelah lewat 3 bulan pernikawan cobaan datang sampai 1 atau 2 tahun bersabarlah
ReplyDeleteinsya Allah..Amin
ReplyDeleteturut berdoa mas mudah-mudahn Tuhan segera memberi anugerah itu
ReplyDeletehmm..ini kisah nyata ato cerpen?
ReplyDeletekisah nyata richarie....
ReplyDeletesemagat sobat dan turut berdoa lekas di berikan anugerah
ReplyDeleteinsya Allah sobat...makasih doanya...Amin...
ReplyDeletebersabar dan berdoa, jangan lupa juga usaha.
ReplyDelete@Nanang : makasih bro...
ReplyDelete