Sudah kami usir berkali dengan menggunakan sapu, bola voli, suara, namun itu hanya bersifat sementara. Suara itu datang dan datang lagi... Dan makin parah karena genteng yang turun akibat suara itu semakin melebar. Dan tentu saja hujanpun tak terelakkan lagi membahasi semua yang ada di bawahnya.
Mulai hari sabtu kemarin, akupun mengidentifikasi ke atas plapon apa sebenarnya yang membuat suara itu kembali datang berkali kali. Akhirnya akupun dengan berat sekuintal menaiki tangga satu persatu. Masuk ke dalam loteng rumah dan menemukan begitu banyak kotoran. Berat tubuh yang lumayan dan luas loteng yang kecil menyulitkanku untuk masuk ke sela - selanya. Dengan hati - hati dan seksama dan dalam tempo yang sesingkat - singkatnya kuamati tiap bagian loteng rumah dengan senter seadanya, alias cahaya yang redup tenggelam oleh sinar matahari yang lebih terang daripada senter... Sinar matahari dapat masuk karena genteng yang sudah turun akibat perlakuan sumber suara itu.
Ssseet...sekelibat bayangan hitam melintas di antara plapon, seketika itu juga senter kuarahkan ke arah bayangan itu.. Dan masya Allah, seekor anak kucing nangkring di antara kayu - kayu penyangga atap rumah. Dan seketika itu juga aku bergegas melewati kayu kayu dan happp.. akhirnya anak kucing itupun kutangkap. Tidak ada perlawanan berarti, namun cukup membuat jantung deg degan karena takut dengan konstruksi atap yang tidak kuat menopang berat badanku...hahaha...
Hari itu berkali kali aku naik atap rumah karena ternyata jumlah anak kucing lebih dari satu. Entah setelah aku dapet 3 anak kucing apakah masih ada anak kucing lain yang nangkring di atas plapon rumah. Dan dari 3 itu akhirnya kubuang atau tepatnya kutaro di tempat yang berbeda-beda.
Ternyata atap yang berkali kali turun itu adalah induk dan bapak dari anak anak kucing tersebut yang kemungkinan besar mengantarkan makanan buat anak - anaknya setiap harinya. Mudah - mudahan setelah anak - anaknya dikeluarkan induknya tidak datang lagi untuk membocorkan atap rumah kami yang kini plaponnya sudah berwarna gak jelas akibat air hujan. Selamat tinggal kucing, dan jangan datang lagi ya....
Selamat Pagi..
ReplyDeleteKejadiannya sama seperti dirumah kami, satu anak kucing yang membiakkan anaknya dipelafon rumah kami, telah berhasil membuat bocor atap rumah kami yang hanya mengunakan asbes...
awas jatuh..om...wkkk..wkk....
ReplyDeletepuss...puss..meooong....dipelihara tidak nih kucingnya...
ReplyDeletenggak om Fajar...kucingnya dibuang..hehe..
ReplyDeletenggak bro cama....alhamdulillah selamet...
kalo gitu diusirnya dimana bu Dini?..
kirain apa toh.. ternyata kucing.. kalau aku suka kasih makan tapi ngak boleh tinggal d dlm rumah takut Buang kotoran dimana aja..
ReplyDeletehuhuhu.. kasian kang kucingnya...
ReplyDeletetapi yang penting rumah sudah berezzz kan?... jadi kucing ngga penting lagi... hehe
foto kucingnya mana?
ReplyDeletehohoohoho kucing kirain apa aku smenagt bgt penasaran sama judulnya hehhehehe
ReplyDeletekucing 'a betah tinggal di atap byak rezeki tuh ehhehhe
Kucing bgus ada di rmah biar tikus ngacir. Tapi klo kebanyakan urusannya bisa repot. Bisa juga kasih ke tman2 untuk diadopsi, hehee..hee...:)
ReplyDeleteSalam blogger :)
wah, repot juga ya
ReplyDeletetadi aku juga sempat menerk-nerka, misteri di balik turunnya atap? walah ternyata karena si puss.
ReplyDeleteWah, berarti Mas Reza lebih berat dari karung beras yah? Hihihi, piss ahhh
ReplyDeleteoya, walopun telat Zahia + AyBun mo ngucapin met Lebaran, maapin kalo ada kesalahan. Sori baru main kesini lagi, coz abis mudik ampir 1 bulan, dah gituh kena penyakit males ngeblog. Jadi we baru hari ini semangat lagi buat posting & jalan2 ke rumah tetangga :-)
sama donk... di rumahku... kLo pas musim ujan mesti bocor.... hehehe
ReplyDeleteThanks for this nice post
ReplyDeletenice post, thanks!
ReplyDeletemakasih atas berbaginya,,,
ReplyDelete