02 April, 2009

Masalahnya terletak pada lingkungannya

oohh...hmmm...
iya iya iya...begitu to..
sekarang aku ngerti banget apa yang membuat gengsi itu muncul dgn sendirinya tanpa disadari dan tanpa dipinta..
Gengsi yang selama ini tidak pernah aku perkirakan sebelumnya..gengsi gadget,gengsi pakaian, gengsi kedudukan, gengsi sosial dll... Semua itu kudapat dari lingkungan yang lambat laun membentukku, membentuk sikapku, membentuk karakter dan kepribadian..
gengsi itu kudapat dari bandara, dari temen2 kantor, dari tempat2 yang kukunjungi seperti mall,supermarket,dll. Di bandara, di kantor maupun di tempat2 keramaian seperti mall orang lain dengan bangganya menunjukkan status sosialnya, kedudukannya, kekayaanya, kepemilikannya,dan hal - hal duniawi lainnya. Secara sadar atau tidak budaya yang mereka bawa tersebut merasuk ke dalam alam bawah sadar kita lalu lambat laun bertambah banyak lalu muncul ke permukaan alam sadar kita dan lambat laun membentuk karakter kita dan akhirnya tercermin dalam setiap perbuatan kita. Misalnya dulu sewaktu mahasiswa saya gak kepikiran untuk punya HP bagus,punya mobil bagus, punya rumah mewah, dan barang2 mewah lainnya. Saya hanya ingin hidup secara sederhana dengan tercukupi dengan cukup kebutuhan2 hidup sehari - hari. Dan menjadi orang yang senang berbagi dengan saudara, dengan keluarga, dengan tetangga, dengan teman2 yang masih butuh untuk kecukupan sehari harinya. Saya tidak ingin muluk2 dalam menjalani hidup. Seiring dengan bekerja di salah satu perusahaan terbesar di Indonesia.paradigma paradigma berpikir tersebut perlahan tapi pasti terkikis. Saya mulai mendambakan mobil mewah, rumah mewah, gadget mewah, kedudukan dan jabatan tinggi, dll. Hilang semua pandangan hidup sederhanaku. Memang sih kata orang2 makin tinggi dan berumur kita maka makin berkembang deh taraf hidupnya. Yah itu nggak aku pungkiri tapi ya jangan sampe berlebihan juga. Karena menurutku aku udah terlalu berlebihan dalam menjalani hidup ini ya dengan HP lah contohnya...kupikir ini terlalu mahal dan mewah untuk aku miliki..
Alhamdulillah aku belum terlalu jauh tersesat dalam kegengsian itu, Allah masih mengingatkanku lewat jalan-Nya. Siapa yang nyangka ternyata kehidupan sederhana itu aku temukan di temen2 liqo ku, kehidupan itu aku temukan di temen2 PKS, kehidupan itu aku temukan di R2C komunitas pengusaha itu. Kesederhanaan yang kurasa mahal harganya ketika aku masih terjerumus dalam kenistaan lembah gengsi itu. Subhanallah..Makasih ya Allah...
Lambat laun aku tersadar dari mimpiku, lambat laun aku menemukan kembali jati diriku yang sebenarnya. Yah inilah aku dan inilah lingkungan dimana aku lebih nyaman daripada pergaulanku yang dulu. Dulu aku sempat mengecap gimana lingkungan clubbing walopun gak ikut juga tapi khan dah masuk diskotik gt loh, lingkungan cafe, lingkungan mall, lingkungan pergaulan bebas antara cowok dan cewek, karena menurutku pergaulan antara cowok dengan cewek yang berlaku selayaknya sesuai dengan ajaran islam yaitu ada jarak dan hijab tapi ya minimal ada jaraknya lah... Kalo jarak saja sudah dilanggar berarti itu sudah termasuk pergaulan bebas. Sekarang aku ingin melupakan hal itu jauh2, jauh sekali dari pikiran dan kebiasaanku..Aku ingin kembali dekat ke masjid, kembali dekat ke pengajian2, kembali dekat dengan orang2 berilmu dan alim, kembali menjadi orang yang mencintai kesederhanaan dan kedermawanan. Ya Allah mudahkanlah langkahku ini..
..Amin...

Intinya adalah kebijaksanaan diri kita untuk memilih sahabat dan lingkungan bergaul. Boleh kita bergaul dengan siapa saja tapi pilih2lah ketika mencari sahabat pergaulan.
Antara sahabat dan teman adalah berbeda...

No comments:

Post a Comment

Ayo ayo sobat sobat dikomentarin ya....
kalo istilah iklannya sih "komentarmu mengalihkan duniaku" kekekeke....


Arsip Blog

Sahabat Blogger

Sahabatku