Ibarat bak air yang dialiri kran. Andaikan bak tersebut sudah penuh sementara kran terus mengaliri air maka air akan tumpah dan luber. Apalagi jika bak air tersebut berada di ketinggian, maka air tumpahannya akan meluber sampai titik terbawah dari ketinggian tersebut.
Andaikata air tersebut adalah kebaikan, maka tumpahannnya juga merupakan kebaikan, andaikata air tersebut keburukan, maka tumpahannya juga adalah keburukan. Tetapi apakah air yang tumpah juga dapat ditampung oleh bak lagi?..tidak jawabannya… Bagaimana caranya menampung air lebih banyak supaya tidak tumpah? Apakah dengan memperkecil debit air yang dialirkan keran?betapa ruginya bak air tersebut. Apakah kita harus memperbesar bak air tersebut?..yup jawaban ini sepertinya menarik. Atau dengan mencari air yang baik…hmm jawaban ini juga ampuh sepertinya.
Begitu juga dengan kehidupan kita ini, kita ibarat bak air yang terus menerima air entah dari lingkungan, orang – orang dekat kita, dan yang pasti dari Allah SWT. Andaikata air tersebut berupa nikmat, maka kita harus siap menampung dan meluberkan nikmat tersebut. Jika air tersebut adalah tekanan kerja atau aib orang lain atau kesusahan-kesusahan maka luberan ‘air’ kita akan serupa dengan apa yang kita dapatkan tadi. Maka tidak heran orang yang biasa menerima kebaikan maka selalu kebaikan yang diberikan kembali kepada orang lain.
Setiap hari tersenyum, tegur sapa, toleransi dan kasih sayang kepada lingkungan sekitarnya. Sebaliknya orang yang menerima keburukan seperti tekanan kerja misalnya maka ‘luberannya’ adalah tekanan kepada orang lain apalagi orang yang menerimanya ada di level tertinggi, maka tekanannya akan terasa sampai level terbawah. Apabila ‘airnya’ berupa gossip atau aib orang lain, maka tidak heran jika bergosip jadi ‘luberannya’. Tentunya kita tidak mau hal seperti ini. Baik ‘air’ kebaikan maupun keburukan ada dua rumus yang ampuh, yaitu memperluas ‘bak air’nya dan memilih ‘air’ yang akan kita tampung.
Dengan memperluas ‘bak air’ kita, maka kebaikan yang ditampung akan lebih banyak dan ‘luberan’nya tentu lebih melimpah. Sebaliknya untuk keburukan maka ‘air’nya akan lebih lama tumpahnya. Jika masih gak nampung juga maka kita harus pindah dan memilih air yang baik. Walaupun pemindahan tersebut terasa berat karena ‘bak air’ tadi terisi ‘air’.
Bak air kita adalah hati, pikiran dan jiwa.....
Brknjung sob, artikelx brmanfaat sekali, buat rnunga hati dn jiwa yg trlalu sibuk akn urusan dunia..mampir ksni mendpt pelajaran yg brharga..trims ats renungan sejenakx ;-)..salam
ReplyDeletemet pagi sobat,,kalimatnya bagus buat bahan renungan.
ReplyDeleteYuks mari kita memperluas bak air yang dimiliki dan berusaha mengalirkan kebaikan2 di dalamnya....
ReplyDeleteWah saya tersanjung membaca artikel ini,,, Terima kasih sob...
ReplyDeletejangan lupa menguras baknya
ReplyDeletejangan jadi sarang nyamuk demam berdarah
hehehe
terkadang juga kerannya macet,baknya jadi kosong dan kering deh..hehe
ReplyDeletewah pagi2 udah dapat pencerahan nih...
ReplyDeleteBerkunjung sobat...
ReplyDeleteYup, betul sekali.... perbesarlah .bak air' kita.... dengan begitu, kita akan semakin banyak menebar kebaikan2....
Nice posting, bro :)
Merenung dulu pagi ini....
ReplyDeletesebuah tulisan pencerah jiwa :) i love it..bagus sekali perumpamaannya.
ReplyDeleteya..di dalam hidup ini kita harus bisa memperluas "bak air" kita..semoga dengan memperluas bak tersebut bisa membawa kebaikan bagi kita dan orang lain
salam kenaal ^^
aku follow yah
Inspiratif . .
ReplyDelete:)
pagi menjelang siang membaca postingan berupa pandangan hidup agak seperti nasehat. menyenangkan.
ReplyDeletehappy sunday alreza...
makasih udah dateng ke blog sederhana saya yah...
kalau air yang tumpahnya berupa ilmu, wajib buat ngebagi ilmu itu,,, ^_________^ gitu iah intinyaaa..
ReplyDeletesetuju.jgn pelit kebaikan, jgn pelit ilmu dan jgn pelit duit.
ReplyDeleteyap,,aq sgt sgt setuju..
ReplyDeletemakasih artikelnya, makin membukakan hati.
ReplyDeleteartikel yang bermanfaat, makasih sudah berbagi.
ReplyDeletepatut di renungkan..
ReplyDeletemakasih sob..
Syukran..inspiratif
ReplyDeletePikiran hatidan jiwa yang seimbang akan menghasilkan cinta yang luas...
ReplyDeletebak air bah...
hehehe :D
salam kenal ^__*
Seandainya tingkah polah kita bak "Air Kebaikan", maka kemanapun meluber dan mengalir tentu akan bermanfaat dan dinantikan. Anggap saja ini sebuah harapan sobat. Nice post.
ReplyDeletemari berlomba2 dalam kebaikan :)
ReplyDeleteBERARTI JALAN TENGAHNYA ADALAH MEMILIH AIR YANG BERSIH. AIR YANG KELUAR MELALUI PIPA KRAN YANG BERASAL DARI SUMUR YANG BARU DIGALI AKAN TAMPAK KOTOR, KECOKLATAN KARENA BERCAMPUR PASIR. UNTUK MENDAPATKAN YANG BERSIH TENTULAH KITA MENUNGGU BEBERAPA WAKTU SAMPAI AIR YANG AKAN KITA GUNAKAN BERWARNA JERNIH.
ReplyDeleteKITA PASTI TIDAK AKAN MENERIMA ATAU MENAMPUNG AIR KOTOR. JADI KITA JUGA TIDAK AKAN MENERIMA LIMPAHAN KEBURUKAN BAGI DIRI KITA SENDIRI, WALAUPUN TERKADANG LIMPAHAN KEBURUKAN ITU BERUPA TEKANAN KERJA CONTOHNYA, YANG DALAMKEHIDUPAN INI TIDAK BISA KITA HINDARI.
yang penting dalam kehidupan kita sehari hari,slalu di isi amal kebaikan , membantu yang lemah..o ya met knal ya bro..
ReplyDeletepemilihan kata yang bagus :)
ReplyDelete