18 July, 2010

Kopi & KehidupanTentang sebuah renungan

Suatu hari bebrapa alumni Universitas California Berkeley yg sudah bekerja & mapan dlm karir,mendatangi profesor kampus mereka yg kini sdh lanjut usia. Mereka membicarakan banyak hal menyangkut pekerjaan maupun kehidupan mereka.Sang profesor lalu ke dapur & kembali dngn membawa seTéko kopi panas. Disebuah nampan ia membawa bermacam2 cangkir. Ada yg terbuat dr kaca,kristal, melamin,beling&plastik. Bebrapa cangkir nampak indah & mahal, tetapi ada juga yg bentuknya biasa2 saja & terbuat dari bahan yg murah. "Silahkan masing2 mengambil cangkir &menuang kopinya sendiri", Sang prof mempersilahkan tamu2nya.
 
Setelah masing2 sudah memegang cangkir berisi kopi, profesor itu berkata, "Perhatikanlah bahwa kalian semua memilih cangkir2 yg bagus & yang tertinggal kini hanya cangkir murah & tidak begitu menarik. Memilih yang terbaik adalah hal yg normal. Tetapi sebenarnya justru disitulah persoalanya. Ketika kalian tidak mendapatkan cangkir yang bagus, perasaan kalian menjadi terganggu. Kalian mulai melihat cangkir2 yg dipegang orang lain& membandingkanya dgn cangkir yg kalian pegang. Pikiran kalian terfokus kepada cangkir,padahal yang kalian nikmati bukanlah cangkirnya, melainkan kopinya."

Sesungguhnya kopi itu adalah kehidupan kita,
sedangkan cangkirnya adalah pekerjaan, jabatan, uang & posisi yang kita miliki. Jangan pernah membiarkan wadah dari kopi mempengaruhi kopi yang kita nikmati. Orang boleh saja menaruh kopi kedalam gelas kristal yg sangat mahal & indah, tetapi belum tentu mereka dapat merasakan nikmat dari kopi tersebut. Artinya,ada sebagian orang yg Menurut penglihatan jasmaniah kita mereka begitu beruntung &berbahagia, tetapi belum tentu mereka dapat menikmati indahnya karunia kehidupan yg diberikan oleh Tuhan.

Mari kita belajar menghargai &mensyukuri hidup ini bagaimanapun cara Tuhan "mengemas"nya untuk masing-masing kita. Yang penting  sikapi anugrah kehidupan dengan baik serta mengisinya dgn hal2 yang benar & positif..

Sumber : milist

14 comments:

  1. Subhanallah. .bener mas ,great post ;)

    ReplyDelete
  2. Harus lebih bersyukur lagi.. :D

    don't judge book by the cover.. :D

    ReplyDelete
  3. He karena saya penyuka berat kopi, tulisan ini menyenangkan untuk direnungkan. Selamat sore sobat.

    ReplyDelete
  4. aku suka sekali kopi
    terimakasih artikelnya mas

    ReplyDelete
  5. kopi memang penuh filosofi,hehehe

    oya,kopi itu minuman favoritku selain air putih :)

    ReplyDelete
  6. Cerita kopi yang bagus. Taapi, pada kehidupan nyata, gw ga suka kopi. Lebih milih coklat panas deh :-)

    ReplyDelete
  7. bener banget....
    thanks buat artikelnya. masukan banget buat saya. tinggal gimana cara kita menikmati kopi itu sendiri. bukan menikmati melihat cangkirnya

    ReplyDelete
  8. filosofi kopi..
    terkdang kita selalu melihat segala sesuatu dari covernya aja..hingga mengabaikan sesuatu yang terlihat biasa saja...

    ReplyDelete
  9. Betul mas, kita ini harus menyuskuri hidup ini. kata d'nasib juga hidup ini adalah anugrah.. :D

    ReplyDelete
  10. Tulisan yg mantap nih.. Memang yg penting bukan wadahnya tapi isinya.

    ReplyDelete
  11. alhamdulillah "kemasan" yang dikasi Tuhan buat Dija, sudah sempurna ya Om...
    Dija sudah cantik kan??

    ReplyDelete
  12. yup, lebih penting isinya
    bukan kemasannya

    manusia sih, yang dilihat pertama kali ya kemasannya

    ReplyDelete
  13. artikelnya bagus2 bang salam kenal ya en kunjungan balik

    ReplyDelete

Ayo ayo sobat sobat dikomentarin ya....
kalo istilah iklannya sih "komentarmu mengalihkan duniaku" kekekeke....


Arsip Blog

Sahabat Blogger

Sahabatku