Saya pernah tinggal di Lampung, dan saya pernah tinggal di
Bali. Kerusuhan Lampung Selatan begitu menyita perhatian masyarakat Indonesia
minggu-minggu terakhir ini. Peran media yang 100% bebas semakin menambah dan
meluasnya konflik yang disinyalir terjadi antara dua suku bangsa Indonesia.
Namun saya yakin apa – apa yang dikatakan media itu semuanya sudah mendapat
kata – kata hiperbolis dan dibumbui pernyataan – pernyataan tambahan untuk
menjual berita mereka.
Kita orang Indonesia dan lampung atau bali atau jawa, atau
sulawesi atau papua hanyalah tempat lahir kita. Dan kita...tidak pernah bisa
memilih untuk dilahirkan di wilayah mana di Indonesia ini !!!. Bahkan kita
tidak pernah bisa memilih untuk dilahirkan berkulit hitam atau putih atau
miskin atau kaya atau afrikan, asian, american, atau mongolian!!!... Semua
takdir Allah SWT!!! Dan Allah memang sengaja melahirkan kita berbeda – beda seperti
tertuang dalam surat Al Hujurat yang terkenal itu
Lantas kenapa kita membeda-bedakan diri dan berperang antar
suku dan bangsa? Cuma Allah yang berhak membedakan kita, dan tujuan kita
diciptakan bersuku dan berbangsa supaya kita saling mengenal bukan untuk
berperang!!!.
Namun kondisi ideal seperti surat tersebut memang masih jauh
panggang dari api. Chauvinisme sempit ditambah kondisi ekonomi disinyalir
menjadi pemicu iri hati, dengki, hasad dan hasut dan ujung2nya bersaing dengan
tidak sehat. Kondisi ini sedang terjadi sebagian besar di wilayah Indonesia,
lihat bagaimana suku papua berperang melawan freeport, GAM berperang lawan TNI,
konflik ambon, poso, sampang-madura adalah contoh2 nyata di Indonesia. Dan
terakhir Lampung Selatan, mau sampe kapan bro n sis?...Cmon be wise n cool...
Ayolah teman – teman se Indonesia, kita semua bersaudara, di
era pesawat murah dan mobile begini perpindahan dari tempat lahir ke tempat
lain sangat- sangat memungkinkah terjadi. Semua pesawat sudah menjangkau seluruh
kota – kota di Indonesia bahkan bis dan mobil pribadi pun bisa menjangkaunya.
Ditambah dengan budaya merantau yang dimiliki hampir seluruh suku di Indonesia.
Jadi kenapa harus dipermasalahkan.
Contoh penyatuan antara pendatang dan penduduk asli sudah
dicontohkan oleh Rasulullah SAW dalam peristiwa hijrah. Apa yang pertama
Rasulullah lakukan waktu itu? Adalah mempersaudarakan antara 1 pendatang dengan
1 penduduk asli. Dengan demikian terjadi asimilasi yang sinkron dan damai
antara keduanya.
Saya tidak akan pernah menyalahkan pemerintah, karena mereka
pasti sudah berusaha dengan sangat keras. Tapi saya pasti akan menyalahkan
media cetak dan elektronik karena melebih2kan berita yang masih sangat sensitif
di Indonesia ini.
Indonesia satu, NKRI harga mati....
@mithariq
yah ada positif dan negatifnya, coba kalo berbagai media berita memberitakan dan memanfaatkannya agar kerusuhan bisa mereda pasti orang orang yang tidak berkepentingan tidak terusik untuk ikut campur juga
ReplyDeleteEntah kenapa ya bangsa indonesia ini mudah sekali terprovokasi... Padahal kebanyakan dari mereka memiliki background pendidikan yang baik. Well dimana-mana memang oknum dan politik selalu saja egois memikirkan kepentingan mereka sendiri. :s
ReplyDeleteindonesia berdamailah.. sukseskan indonesia dan amankanlah
ReplyDeleteiya ih ayolah damai indonesaiaku
ReplyDeletemantap juga nih infonya,... salam kenal saja gan
ReplyDeleteindonesia teteplah jaya .... sukses terus :D
ReplyDeleteinfo yang sangat bagus sekali gan ...
ReplyDeletemakasih atas infonya !!!
ReplyDeletenice infonya gan, ane sangat suka .,.,.,
ReplyDeleteinformasi yang sangat bagus sob,
ReplyDeletenice artikelnya gan
ReplyDelete